Sabtu, 19 April 2014

Pengertian dan Pemanfaatan Teknologi Cloud Computing serta Perusahaan Penyedia Layanan Cloud Computing


     Pada kesempatan kali ini kami mencoba untuk membahas tentang pemanfaatan Cloud Computing beserta perusahaan jasa layanannya. Cloud Computing? Pasti sebagian dari anda belum pernah mendengar 2 kata itu, jika di artikan secara harfiah kebahasa Indonesia Cloud Computing berarti “Komputasi Awan”. Ada banyak sudut pandang yang mengartikan apa itu Cloud Computing. Dari Wikipedia menjelaskan Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metafora dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer. Sebagaimana awan dalam diagram jaringan komputer tersebut, awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya.Ia adalah suatu metoda komputasi di mana kapabilitas terkait teknologi informasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapat mengaksesnya lewat Internet ("di dalam awan") tanpa mengetahui apa yang ada didalamnya, ahli dengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya. Mungkin bagi orang awam, ketika baca penjelasan tersebut masih belum jelas. Untuk itu, kami akan coba menjelaskan-nya dengan bahasa yang lebih mudah dengan analogi dibawah ini.

  Tentu kita semua adalah para pemakai listrik dalam kehidupan sehari-hari. Untuk bisa menikmati listrik, kita tidak perlu mendirikan infrastruktur pembangkit listrik sendiri kan? yang perlu kita lakukan adalah mendaftar ke PLN, dan kita tinggal bayar biaya listrik berdasarkan jumlah penggunaan kita tiap bulan. Saat kita butuh daya tambahan karena suatu tujuan khusus (misal-nya kita ada acara nikahan), kita tinggal bilang ke PLN untuk tambah daya, dan suatu saat nanti ketika ingin turun daya lagi, kita tinggal bilang juga ke PLN. Bisa dikatakan penambahan daya listrik ini sifat-nya ELASTIS dan (harus-nya) bisa dilakukan segera. Ketika memakai layanan listrik dari PLN, kita tidak perlu pusing untuk memikirkan bagaimana PLN memenuhi kebutuhan listrik kita, bagaimana ketika mereka ada kerusakan alat, bagaimana proses perawatan alat-alat tersebut, dsb. Inti-nya kita cukup tahu bahwa kita bisa menikmati listrik dan berkewajiban membayar biaya tersebut tiap bulan, sedangkan PLN sendiri berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan kita berdasarkan level layanan mereka. Nah, analogi PLN diatas, adalah sedikit gambaran Cloud Computing, dimana Cloud Computing ini bertugas untuk memberikan layanan dan kita adalah user/pemakai dari layanan tersebut. Kita tidak perlu pusing memikirkan bagaimana mereka (penyedia layananan Cloud Computing) menyedikan layanan tersebut, yang penting mereka bisa memberikan standar layanan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Untuk biaya layanan kita tinggal bayar berdasarkan pemakaian. Saat kita butuh tambahan layanan, kita bisa meminta segera penambahan layanan tersebut, dan juga sebalik-nya (ELASTIS).

Berdasarkan jenis layanan-nya, Cloud Computing dibagi menjadi berikut ini:

1.      Software as a Service (SaaS)
2.      Platform as a Service (PaaS)
3.      Infrastructure as a Service (IaaS)
Dibawah ini kita bahas, masing-masing jenis layanan diatas:

  •  Software as a Service (SaaS) adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita tinggal memakai software (perangkat lunak) yang telah disediakan. Kita cukup tahu bahwa perangkat lunak bisa berjalan dan bisa digunakan dengan baik. Contoh: layanan email publik (Gmail, YahooMail, Hotmail, dsb), social network (Facebook, Twitter, dsb) instant messaging (YahooMessenger, Skype, GTalk, dsb) dan masih banyak lagi yang lain.  Dalam perkembangan-nya, banyak perangkat lunak yang dulu hanya kita bisa nikmati dengan menginstall aplikasi tersebut di komputer kita (on-premise) mulai bisa kita nikmati lewat Cloud Computing. Keuntungan-nya, kita tidak perlu membeli lisensi dan tinggal terkoneksi ke internet untuk memakai-nya. Contoh: Microsoft Office yang sekarang kita bisa nikmati lewat Office 365, Adobe Suite yang bisa kita nikmati lewat Adobe Creative Cloud, dsb.

  • Platform as a Service (PaaS) adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita menyewa “rumah” berikut lingkungan-nya (sistem operasi, network, databbase engine, framework aplikasi, dll), untuk menjalankan aplikasi yang kita buat. Kita tidak perlu pusing untuk menyiapkan “rumah” dan memelihara “rumah” tersebut. Yang penting aplikasi yang kita buat bisa berjalan dengan baik di “rumah” tersebut. Untuk pemeliharaan “rumah” ini menjadi tanggung jawab dari penyedia layanan. Sebagai analogi, misal-nya kita sewa kamar hotel, kita tinggal tidur di kamar yang sudah kita sewa, tanpa peduli bagaimana “perawatan” dari kamar dan lingkungan-nya. Yang penting, kita bisa nyaman tinggal di kamar itu, jika suatu saat kita dibuat tidak nyaman, tinggal cabut dan pindah ke hotel lain yang lebih bagus layanan-nya. Contoh penyedia layanan PaaS ini adalah: Amazon Web Service, Windows Azure,  bahkan tradisional hosting-pun merupakan contoh dari PaaS. Keuntungan dari PaaS adalah kita sebagai pengembang bisa fokus pada aplikasi yang kita buat, tidak perlu memikirkan operasional dari “rumah” untuk aplikasi yang kita buat.

  • Infrastructure as a Service (IaaS) adalah layanan dari Cloud Computing dimana kita bisa “menyewa” infrastruktur IT (komputasi, storage, memory, network dsb). Kita bisa definisikan berapa besar-nya unit komputasi (CPU), penyimpanan data (storage) , memory (RAM), bandwith, dan konfigurasi lain-nya yang akan kita sewa. Mudah-nya, IaaS ini adalah menyewa komputer virtual yang masih kosong, dimana setelah komputer ini disewa kita bisa menggunakan-nya terserah dari kebutuhan kita. Kita bisa install sistem operasi dan aplikasi apapun diatas-nya. Contoh penyedia layanan IaaS ini adalah: Amazon EC2, Windows Azure (soon), TelkomCloud, BizNetCloud, dsb. Keuntungan dari IaaS ini adalah kita tidak perlu membeli komputer fisik, dan konfigurasi komputer virtual tersebut bisa kita rubah (scale up/scale down) dengan mudah. Sebagai contoh, saat komputer virtual tersebut sudah kelebihan beban, kita bisa tambahkan CPU, RAM, Storage dsb dengan segera.

Pemanfaatan Teknologi Cloud Computing di Indonesia
Di Indonesia teknologi Cloud Computing telah digunakan walaupun masih dalam skala kecil dan menengah. Berikut beberapa pemanfaatan teknologi ini:

1.      Penggunaan Cloud Computing di bidang Kedokteran.
Pada bidang kedokteran penggunaan teknologi cloud computing seperti halnya pengembangan “Telemedicine”, yakni pelayanan di bidang kesehatan jarak jauh. Ini berarti bahwa layanan pengobatan yang mencakup semua bentuk pengobatan yang memanfaatkan media, dimana pasien dan dokter dapat berkomunikasi jarak jauh. Baik menggunakan telepon seluler, telepon rumah, internet dan sebagainya. Telemedicine juga didefinisikan sebagai transfer data medis elektronik dari satu lokasi ke lokasi lainnya via online. Telemedicine bisa dikatakan sebagai alat yang dapat membantu banyak orang dengan beragam masalah kesehatan. Sangat banyak manfaat yang ditawarkan dalam penggunaan Telemedicine, seperti halnya efektivitas waktu, biaya dan tenaga, artinya pasien tidak perlu untuk jauh-jauh datang ke rumah sakit yang menghabiskan banyak waktunya di perjalanan, biaya bahan bakar, dan fisik bertahan di tengah-tengah kemacetan untuk berkonsultasi masalah kesehatan dengan dokter, cukup dengan memanfaat teknologi informasi seperti halnya email atau bahkan video conference dan lain sebagainya.
Adapun manfaat lain yang ditawarkan yakni mengatasi persebaran tenaga medis atau ahli kesehatan, dokter yang sudah professional yang persebarannya tidak merata disetiap daerah yang ada di Indonesia. Intinya, dengan Telemedicine, pasien dapat berkonsultasi dan melakukan pengobatan jarak jauh denga dokter ahli yang ia percayai mampu untuk membantu permasalahannya.

2.      Penggunaan Cloud Computing untuk Perguruan Tinggi
Contoh Penerapan Cloud Computing untuk perguruan tinggi adalah Sistem informasi akademik digital merupakan salah satu contoh penerapan cloud computing. Salah satunya adalah SIAKAD ONLINE. Siakad Online merupakan penyedia jasa layanan cloud computing khusus di bidang pendidikan level perguruan tinggi. Pihak kampus sebagai pengguna cukup melakukan pendaftaran secara online. Setelah mendapat konfirmasi dari pihak penyedia layanan, pihak kampus dapat langsung menggunakan sistem informasi akademik dengan fitur-fitur yang telah disediakan oleh penyedia layanan. Sistem ini menerapkan cloud computing model SaaS.
Penggunaan sistem ini tidak membutuhkan adanya pembelian server atau pembuatan aplikasi yang begitu rumit. Pengguna juga tidak perlu memikirkan atau mengeluarkan biaya yang besar untuk pemeliharaan server dan aplikasi. Semua itu sudah menjadi tanggung jawab pihak penyedia layanan. Dengan demikian, penerapan cloud computing dapat dijadikan sebagai salah satu solusi bagi institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan biaya yang murah. Namun, tentu saja penerapan cloud computing di setiap perguruan tinggi harus ditunjang juga oleh fasilitas internet karena prinsip dasar dari cloud computing adalah adanya akses internet. Selain itu, mengenai keamanan data pun menjadi hal penting yang perlu diperhatikan.
Oleh kerena itu telah menjadi kewajiban pemerintah sebagai pelayan rakyat untuk membantu dunia pendidikan memenuhi berbagai kebutuhannya termasuk penerapan atau implementasi sistem cloud computing. Adanya dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan TI di Indonesia akan semakin memudahkan dunia pendidikan untuk fokus pada tugas intinya yang telah dicanangkan dalam konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi.

3.      Penggunaan Cloud Computing untuk Mendeteksi Gempa
Walaupun masih dalam pengembangan Teknologi Cloud Computing di Indonesia dimanfaatkan untuk mendeteksi gempa. Bencana alam, seperti gempa terjadi tanpa terduga dan tak pernah bisa ditolak. Namun bencana alam tersebut dapat diantisipasi jika dapat diprediksi sebelumnya.

Prototipe sistem ini diperkenalkan di acara International Conference on Cloud Computing and Social Networking 2012, yang merupakan bagian dari e-Indonesia Initiative (eII) Forum ke-8. Acara yang digelar di Hotel Preanger, Bandung, ini diadakan selama dua hari, yakni 26 dan 27 April 2012. "Selama ini, BMKG mungkin telah memiliki sistem pendeteksi bencana alam yang serupa. Alat-alat yang digunakan pun tidak jauh berbeda, namun, disini kami menawarkan sistem baru, yakni memanfaatkan komputasi awan," ungkap Sinung Suakanto, salah satu tim yang membangun sistem ini. Sistem monitoring keadaan lingkungan dan deteksi dini bencana memiliki tiga peralatan utama, yakni :
a.       Sensor
Sensor berfungsi mendeteksi kondisi udara seperti kandungan CO2, LPG, Carbon Monoxide, dan menjadi pengontrol kualitas udara. Selain itu, sensor ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi kualitas air seperti kadar pH, oksigen, hingga menentukan tinggi-rendahnya gelombang air.
b.      Remote Terminal Unit (RTU)
RTU akan menyimpan data analog maupun digital yang tertangkap oleh sensor dan diteruskan ke server komputasi awan. Alat ini akan selalu berdampingan dengan alat sensor dan bertugas meneruskan informasi sampai ke server.
c.       Server komputasi awan
Data yang dikirim oleh RTU akan disimpan di server komputasi awan. "Selama ini, sistem pendeteksi bencana belum mengadopsi komputasi awan sehingga masing-masing wilayah harus memiliki server sendiri. Setelah adopsi komputasi awan, maka server yang diperlukan hanya berpusat di satu tempat, meski alat sensor dan RTU berada di seluruh wilayah Indonesia,"

4.      Online Store (Toko Online).
Pada skala kecil seperti UKM (Usaha Kecil Menengah) pemanfaatan teknologi cloud computing sudah mulai digunakan Online Store (Toko Online). Walaupun masih menggunakan versi gratis seperti yang ditawarkan google.com, yaitu Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Aplikasi ini adalah Google Docs.
Yang paling popular digunakan adalah Form. Form ini bisa digunakan untuk form input pemesanan pada toko online. Pemesanan bisa dilakukan dimana saja dan kita juga bisa melihatnya dari mana dan kapan saja. Melakukan pengolahan dan cetak dokumen.

5.      Jasa Penerjemah
Jasa penerjemah bahasa kini dimudahkan dengan aplikasi gratis dari google yaitu Google Translate sebagai bahan referensi tambahan ini untuk mempermudah pekerjaannya men-translate sebuah tulisan/artikel. Sebelum mengenal Google Translate, dulu kita menggunakan aplikasi Linguist untuk menterjemahkan sebuah tulisan berbahasa asing, kemudian muncul software lain yang lebih komplit seperti TransTool dan Rekso Translator. Tapi, sekarang hampir semuanya beralih menggunakan aplikasi online.

6.      Jasa Komputer.
Jasa computer ini seperti servis computer ataupun rental computer yang masih marak di Indonesia perkembangan bisnisnya. Beberapa aplikasi dari pemanfaatan teknologi cloud computing untuk jasa komputer:
·         Antivirus, walaupun masih belum diketahui keberadaannya mengingat teknologi cloud computing masih sedikit yang mengetahui. Saat ini hampir semua vendor penghasil aplikasi antivirus membuat versi web based/online-nya untuk men-scan hardisk dari virus. Sebagai contoh : Trend Micro, BitDefender, Kaspersky, Avast, ESET, AVG, F-Secure, Mc Afee dan masih banyak yang lainnya. Salah satu contoh adalah F-Secure online scanner
·         Aplikasi CAD Online, contoh AUTOCAD, salah satu bentuk aplikasi yang sulit dicari persamaan fungsinya bagi pengguna Open Source Software. Berkat teknologi cloud computing, semua menjadi mudah. Website autocadws telah menyediakan layanan autocad versi online. Kita diharuskan mendaftar jika belum punya akun di website tersebut dan mesti login jika harus menggunakan layanan di dalamnya.
Klik https://www.autocadws.com/.
·         Photo Editor Online, Walau tidak senyaman menggunakan Adobe Photoshop atau GIMP, tapi aplikasi photo editor online ini juga bisa diandalkan. Program Photo editor identic dengan penggunaan memory yang berat sehingga akan mengurangi beban memory. Aplikasi ini buatan PIXLR. Silakan kunjungi link http://pixlr.com/editor/.jika ingin mencoba menggunakannya.
·         Converter File Online, Aplikasi ini untuk mengkonvert data. Mengantisipasi jika pengguna jasa komputer mengalami file yang tidak bisa dibuka di komputer karena tidak ada software yang bisa membukanya. Salah satu cara praktis tentu saja dengan mengkonvert data tersebut agar bisa dibuka sempurna dalam komputer kita. Sebagai contoh, kita akan mencetak di sebuah rental komputer yang menggunakan Windows. Sedangkan kita menggunakan dokumen dari Open Office yang tentu saja tidak bisa dibuka di komputer Windows. Jika anda mengalami hal ini dan tidak mempunyai software untuk mengkonversinya, aplikasi online dari Docspal ini bisa anda andalkan.

Perusahaan Penyedia Layanan Cloud Computing
Cloud digadang-gadang akan menggantikan konsep PC di masa depan. Namun perubahan ini tidak akan terjadi begitu saja. Saat ini, pemain – pemain besar di dunia Cloud Computing tengah berlomba-lomba untuk mengenalkan Cloud pada masyarakat. Mereka punya strategi dan taktik yang bermacam-macam; dari mulai membagikan semuanya secara cuma-cuma, hingga memonopoli semuanya yang berkaitan dengan Cloud. Berikut 10 perusahaan paling berpengaruh tersebut, lengkap dengan strategi-strategi yang mereka terapkan.

#10: Verizon memegang mayoritas infrastruktur layanan Cloud di genggamannya.
Tahun lalu, Verizon mengakuisisi Terremark dengan harga $1.8 milyar. Di dalam kesepakatan ini, Verizon menarik CTO Terremark: John Considine. Dia dikenal sebagai pendiri CloudSwitch, sebuah startup yang bergerak di bidang layanan Cloud. Dari sini, Verizon langsung menjadi salah satu pesaing besar di antara penyedia telekomunikasi Cloud, berhadapan langsung dengan AT&T. Penyedia telekomunikasi Cloud seperti Verizon dan AT&T memegang kontrol terhadap infrastruktur komputasi Cloud dan pipa jaringan yang menghubungkan antara customer dengan penyedia jasa layanan Cloud. Jadi, bayangkan jika mereka tidak ada.
CTO Terremark, John Considine

#9: VMware menjual software yang digunakan perusahaan besar untuk membangun Cloud sendiri.
VMware tidak menawarkan layanan Cloud sendiri. Dia mengembangkan vCloud. Sebuah software yang memudahkan perusahaan-perusahaan besar untuk membangun Cloud mereka sendiri. VMware sejauh ini mengklaim setidaknya sudah ada 100 Cloud yang dibangun dengan vCloud. Verizon salah satunya. Semakin banyak Cloud yang dibangun dengan vCloud, maka semakin mudah bagi perusahaan-perusahaan untuk memindahkan software mereka dari satu datacenter ke datacenter lain melalui VMware dan Cloud yang berbeda-beda.

#8: Linode adalah layanan Cloud terfavorit versi pengguna Linux.
Ada banyak sekali metode untuk membangun Cloud. Linode terkenal dengan caranya sendiri, yaitu harga paten. Cloud dengan harga paten biasanya lebih dikenal dengan sebutan VPS atau Virtual Private Server. VPS milik Linode dibangun dengan dasar sistem operasi Linux, dan modelnya banyak ditiru di seluruh dunia. Sehingga pamor Linode cukup berkibar di antara pengguna Linux. Linode juga biasanya menjadi pelarian bagi mereka yang sedang mencari alternatif dari layanan Cloud milik Amazon: Amazon Web Service.

#7: Salesforce telah lama menyerukan ajakan Cloud.
Salesforce tidak hanya memberikan contoh pada dunia bahwa software dapat dibeli sebagai layanan, namun dia juga memiliki salah satu layanan populer yang digunakan untuk menjalankan aplikasi Cloud milik industri-industri rumahan. Yaitu Heroku. Salesforce membeli Heroku pada tahun 2010 dengan $212 juta. Sejak saat itu, banyak developer yang mengelu-elukannya karena kepraktisan yang ditawarkan Heroku dalam mengirimkan apps mereka ke dalam Cloud. Heroku jadi salah satu apps yang paling banyak digunakan oleh developer berbasis Ruby, Java, Python, dan Node.js.
CEO Salesforce, Mark Benioff

#6: Citrix System sukses menantang VMware secara langsung.
Citrix adalah perusahaan lain yang mengembangkan software pembangun Cloud. Citrix membeli startup Cloud.com sejak setahun lalu dengan harga lebih dari $200 juta. Dari Cloud.com, Citrix pun mendapat akses langsung ke software Cloud berbasis open source. Software ini kemudian dilempar ke Apache Foundation, sebuah kelompok non-profit yang sukses mengembangkan banyak sekali proyek-proyek berbasis open source. Dari sinilah kemudian CloudStack lahir. Hingga kini, tersedia pilihan antara membeli vCloud milik VMware atau mendapatkan CloudStack secara gratis. Meskipun tentu saja, Citrix juga punya versi komersialnya sendiri. Namun dengan memasarkan CloudStack, secara tidak langsung akan membantu kompetisi Citrix melawan VMware.

#5: Red Hat mengembangkan aplikasi secara sukarela.
OpenShift milik Red Hat adalah salah satu produk yang cukup kontroversial. Mengingat keberadaannya justru untuk memperkuat produk milik penyedia Cloud yang sama sekali tidak berkaitan dengan Red Hat. Yaitu Amazon Web Service. Keberadaan OpenShift memang difungsikan agar  para pecinta Linux bisa dengan mudah mengirimkan aplikasi mereka ke dalam layanan Cloud milik Amazon itu. OpenShift pada dasarnya merupakan pesaing dari Heroku, yang mana digunakan untuk mengirimkan aplikasi berbasis Java, Ruby, PHP, Perl, dan Python ke dalam layanan Cloud. Namun tujuan utama dibuatnya OpenShift adalah untuk menunjukkan bahwa teknologi Red Hat juga mampu bersaing dengan VMware. Demikian kata Jackie Yeaney, wakil presiden eksekutif Red Hat.

VP RedHat, Jackey Yeany

#4: Google terlahir di Cloud.
Google melakukan banyak hal di dalam dunia Cloud. “Google App Engine” salah satunya. Layanan ini merupakan opsi lain yang cukup populer sebagai tempat bagi para developer untuk menitipkan aplikasi (Java & Python) mereka. Atau baru-baru ini ada “Google Drive”, yang kemudian menjadi saingan kuat bagi layanan penyimpanan berbasis Cloud seperti Dropbox dan Microsoft SkyDrive. Dan Google tampaknya tidak akan pernah berhenti bereksperimen di dunia Cloud. Misalnya melalui pengembangan “Google CloudPrint”, “Google Cloud Storage”, hingga pengembangan ChromeOS; sebuah konsep futuristik yang berlandaskan pada ide tentang bagaimana sebuah komputer mampu menjalankan setiap aplikasi dari Web tanpa harus install dulu di komputer.
Larry Page

#3: Microsoft datang terlambat, namun mereka mampu membangun pasar dengan cepat.
Microsoft juga punya layanan Cloud besar untuk kelas enterprise. Yaitu Azure. Layanan ini telah lama dinantikan oleh jutaan developer yang terlanjur menulis aplikasi untuk platform Microsoft. Azure menawarkan sejumlah fungsi menarik. Contohnya Media Services untuk streaming video. Selain itu, Microsoft selalu memastikan agar Azure dapat bersaing secara harga dengan layanan Amazon. Sehingga harga layanan Azure tidak terpaut jauh dari layanan Cloud milik Amazon. Rumor yang beredar bahkan menyatakan bahwa Azure sebentar lagi juga akan mendukung sistem operasi Linux, sehingga dapat dipastikan bahwa persaingan mereka dengan Amazon akan semakin memanas.

Steve Ballmer dan Bill Gates

#2: Rackspace memimpin koalisi besar untuk software Cloud gratisan.
Rackspace tidak ingin membayar perusahaan seperti VMware untuk mendapatkan software yang tidak mampu mereka kontrol sendiri. Maka mereka bekerjasama dengan NASA. Dan mengembangkan software pembangun Cloud yang luar biasa: OpenStack. RackSpace kemudian menggandeng semua pemain Cloud di dunia, di mana lebih dari 160 di antaranya bersedia ikut serta. Mereka bersama-sama menggarap sistem OpenStack agar unggul, dan tetap gratis. Dari sini, RackSpace berhasil berkompetisi dengan vCloud VMware dan CloudStack Citrix (meskipun rupanya Citrix merupakan salah satu peserta yang ikut serta berkontribusi dalam pengembangan OpenStack).

#1: Tentu saja Amazon.
Tidak perlu dipertanyakan lagi siapakah pemain Cloud yang paling berpengaruh di dunia. Yaitu Amazon. Mungkin kedengarannya liar sekali jika membayangkan sebuah perusahaan yang ditemukan untuk menjual buku justru menjadi pemicu revolusi besar di industri TIK. Namun itulah faktanya. Amazon merupakan perusahaan yang paling inovatif di dunia. Dia berprinsip seperti startup: jadi yang pertama, dan selalu selangkah lebih maju.

Referensi :

  1. http://www.cloudindonesia.or.id
  2. http://id.wikipedia.org/
  3. http://mediabisnisonline.com/
  4. http://www.jokomuryanto.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar